Rabu, 13 April 2011

Kebijakan Deviden

KEBIJAKAN DEVIDEN

1.      PENGERTIAN KEBIJAKAN DEVIDEN
Kebijakan deviden merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi pada pemegang saham atau akan ditambah sebagai modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Aspek penting dari kebijakan deviden adalah menentukan alokasi laba yang sesuai di antara pembayaran laba sebagai deviden dengan laba yang ditahan perusahaan.
Deviden kas merupakanbagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. Ada dua jenis deviden yaitu deviden saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam waktu tertentu dan deviden saham biasa yang dibayarkan kepada pemegang saham apabila perusahaan mendapatkan laba.

2.      BEBERAPA PENDAPAT TENTANG KEBIJAKAN DEVIDEN
Ada dua pendapat mengenai relevansi kebijakan deviden, yaitu :
1.      Pendapat ketidak relevanan deviden (Irrelevant Theory)
Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (MM). MM memberikan argumentasi bahwa pembagian laba dalam bentuk deviden tidak relevan. Dalam membagi laba perusahaan menjadi deviden dan laba yang ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM berasumsi bahwa adanya paasar modal sempurna di mana tidak ada biaya transaksi, biaya pengembangan, dan tidak ada pajak.
2.      Pendapat tentang relevansi deviden
a.       Preferensi atas deviden
Pembayaran deviden merupakan alternatif pemecahan dalam kondisi ketidakpastian para investor tentang kemamapuan perusahaan menghasilkan keuntungan perusahaan.
b.      Pajak atas Investor
Pajak memiliki banyak pengaruh yang berbeda-beda. Karena pajak capital gain lebih kecil dari pada pajak penghasilan deviden, maka perusahaan mungkin lebih menguntungkan untuk menahan laba tersebut.
c.       Biaya pengembangan
Biaya pengembangan adalah biaya yang berhubungan dengan penerbitan surat berharga, seperti biaya pertanggungan emisi, biaya konsultasi hukum, pendaftaran saham dan percetakan.
d.      Biaya transaksi dan pembagian sekuritas
Biaya transaksi yang terjadi di dalam penjualan sekuritas cenderung untuk menghambat proses abitrase. Para pemegang saham yang berkeinginan mendapat laba sekarang, harus membayar biaya transaksi bila menjual sahamnya untuk memenuhi distribusi kas yang mereka inginkan karena pembayaran deviden kurang.
e.       Pembatasan institusional
Hukum sering membatasi jenis-jenis saham biasa yang boleh dibeli para investor institusional tertentu. Pemerintah melarang lembaganya untuk investasi saham pada perusahaan yang tidak memberikan deviden.

3.      PERTIMBANGAN MANAJERIAL DALAM PEMBAYARAN DEVIDEN
Faktor dan analisis perusahaan yang akan melakukan terhadap keputusan deviden yaitu :
1.      Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya kemudian sisanya untuk pembayaran deviden.
2.      Posisi likuiditas perusahaan
Semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan,semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Apabila manajeman ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar deviden dalam jumlah yang besar.


3.      Kemampuan untuk meminjam
Perusahaan memuliki kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar deviden juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh deviden kas terhadap likuiditas perusahaan
4.      Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5.      Pengendalian perusahaan
Pengendalian saham perusahaan harus dapat dikendalikan. Apabila perusahaan tidak dapat mengendalikan sahamnya yang beredar, maka pihak-pihak yang memiliki saham tidak dapat lagi mengendalikan perusahaan karena saham yang mereka pegang semakin berkurang.

4.      KEBIJAKAN PEMBAYARAN DEVIDEN
Ada beberapa bentuk kebijakan pembayaran deviden perusahaan,yaitu :
1.      Kebijakan pemberian deviden stabil
Kebijakan deviden stabil adalah deviden diberikan secara tetap per lembar saham untuk jangka waktu tertentu walaupun laba bersih yang diperoleh perusahaan berfluktuasi.
2.      Kebijakan pemberian deviden yang meningkat
Kebijakan pemberian deviden yang meningkat adalah deviden diberikan kepada pemegang saham dengan jumlha yang meningkat walupun pertumbuhannya stabil.
3.      Kebijakan pemberian deviden yang konstan
Kebijakan pemberian deviden yang konstan adalah pemberian deviden yang besarnya mengikuti besarnya laba perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar juga deviden yang dibayarkan, begitu pula sebaliknya.

4.      Kebijakan pemberian deviden yang rendah ditambah ekstra
Kebijakan ini menentukan pembayaran deviden per lembar saham yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra deviden jika keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

5.      STABILITAS DEVIDEN
Stabilitas deviden adalah pembayaran deviden yang stabil dalam jangka waktu yang lama. Para investor memiliki faktor-faktor penilaian deviden tersebut dikatan stabil :
1.      Kandungan informasi
2.      Keinginan pendapatan sekarang
3.      Pertambangan hokum

6.      KEBIJAKAN STOCK DEVIDEN ATAU KEBIJAKAN DEVIDEN SAHAM DAN PEMECAH SAHAM
1.      Deviden saham (stock deviden)
Deviden saham merupakan pembayaran kepada para pemegang saham biasa berupa tambahan jumlah lembar saham.
2.      Pemecah Saham (stock split)
Pemecah saham adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham tersebut
3.      Nilai deviden saham dan pemecah saham
Deviden saham dan pemecahan saham memiliki nilai yang berbeda dipandang dari pihak investor dan perusahaan.
a.       Bagi para investor
Secara teoritis deviden saham atau pemecah saham tidak terlalu menyangkut nilai investor. Mereka menerima tambahan jumlah saham tetapi proporsi kepemilikan saham mereka tidak berubah. Harga pasar saham tersebut akan menurun secara proporsional sehingga total nilai saham yang dipegang tetap sama.
b.      Pengaruh nilai deviden saham dan pemecah saham terhadap deviden kas.

c.       Pengaruh nilai deviden saham dan pemecah saham terhadap perdagangan
Nilai deviden saham dan pemecah saham digunakan untuk menempatkan saham pada perdagangan yang lebih disukai dengan harga yang lebih rendah. Keadaan ini untuk menarik lebih banyak lagi pembeli dan juga mempengaruhi bauran pemegang saham (mix stockholders).
d.      Pengaruh nilai deviden saham dan pemecah saham terhadap muatan informasi
Pemberian deviden dan pemecah saham dapat menyampaikan informasi secara efektif kepada para investor dari pada dengan pembicaraan yang formal. Melalui ini manajemen perusahaan dapat meyakinkan tentang prospek perusahaan yang menguntungkan
4.      Kebalikan pemecah saham (Reverse Stock Split)
Kebalikan pemecah saham adalah pemecahan saham dimana jumlah saham yang beredar menurun. Ini merupakan penggabungan jumlah lembar saham. Perusahaan akan berpikir dua kali untuk melaksanakan keputusan ini karena investor sering brfikiran negative seperti perusahaan kesulitan keuangan.
5.      Pembelian kembali perusahaaan
Jika perusahaan memiliki kelebihan dana tetapi mempunyai sedikit kesempatan investasi, maka kelebihan dana tersebut dapat didistribusikan dengan membeli kembali saham perusahaan atau meningkatkan pembayaran deviden. Ada dua metode pembelian kembali saham yang sering digunakan, yaitu:
a.       Self tender over
Self tender over adalah tawaran perusahaan untuk membeli kembali sahamnya pada harga tertentu (diatas harga pasar). Para pemegang saham dapat memilih, menjualnya atau tetap memiliki saham tersebut.
b.      Open market purchases
Perusahaan dapat menjual sahamnya pada pasar terbuka, artinya investor lainnya dapat membeli saham kembali di pasar terbuka melalui pialang. Ini cocok untuk perusahaan yang ingin memperoleh saham dalam jumlah besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar